Sabtu, 20 April 2013

Kunjungan Kementrian Lingkungan Hidup



Selasa 16 April 2013, Pedukuhan Gatak kedatangan tamu dari kementrian Lingkungan Hidup. Pertemuan yang bertempat di kediaman bapak Dukuh Supriyanto di sambut hangat oleh segenap Panitia kampung proklim di Pedukuhan Gatak GK II, Ketua RT dan masyarakat. Pembicaraan berlangsung lancar dengan suasana kekeluargaan. Keperluan menindak lanjuti Program Kampung Proklim dan Pengelolaan Bangunan Ramah Lingkungan. 

Laporan dari Pengambilan Data Indeks Kerentanan untuk Program Kampung Proklim menjadi salah satu materi pertemuan.
Dengan rincian data sebagai berikut :



No.
Data Indeks Kerentanan
Dukuh Gatak II
Sensitivity and Exposure Index
1
Jumlah laki-laki
713
2
Jumlah perempuan
871
3
Jumlah keluarga
528
4
Jumlah rumah di bantaran sungai
10
5
Jumlah keluarga di bantaran sungai
12 KK 60 Or
6
Luas wilayah
64 HA

7
Luas sawah irigasi

8
Luas sawah non irigasi

9
Luas lahan pertanian non sawah

10
Jumlah keluarga pra sejahtera
23 KK
11
Sumber air minum
Sumur Sehat Rumah
Adaptive Capacity Index
12
Jumlah keluarga pengguna PLN
528 KK
13
Jumlah keluarga pengguna non PLN
-
14
Jumlah TK negeri

15
Jumlah TK swasta
1 TKIT (Insan Utama)Yayasan ABA
16
Jumlah SD negeri
1 SDN Ngrukeman
17
Jumlah SD swasta
1 SD Insan Utama
18
Jumlah SMP negeri
-
19
Jumlah SMP swasta
-
20
Jumlah SMU negeri
-
21
Jumlah SMU swasta
-
22
Jumlah Universitas negeri
-
23
Jumlah Universitas swasta
-
24
Sumber penghasilan utama
Buruh Bangunan 77
25
Jumlah Puskesmas
-
26
Tingkat kemudahan Puskesmas
1 Km
27
Jumlah Poliklinik
-
28
Tingkat kemudahan Poliklinik
-
29
Jumlah Posyandu
1 Posdaya,1 Pos Yandu Lasia,2 Pos Yandu Balita
30
Tingkat kemudahan Posyandu
Mudah 1 Lokasi kegiatan 1 Bln Sekali
31
Jumlah praktek bidan
2 Bidan 1 Or Praktek
32
Tingkat kemudahan praktek bidan
Mudah I Kampung
33
Jumlah praktek dokter
5 Dokter 3 Praktek
34
Tingkat kemudahan praktek dokter
Mudah 1 Kampung alternatip ke Puskesmas
35
Infrastruktur jalan
95 % Aspal,Konblok,Cor Blok
5 % Tanah
Jarak Jalan
 


Dokumentasi Acara :

  


 

1 komentar:

aiks mengatakan...

Selamat bagi warga Gatak Tamantirto.

Sebuah kebanggaan bagi kita, karena telah dijuluki kampung Proklim. Sebagaimana diartikan oleh KLH bahwa Pro artinya ramah, mampu beradaptasi, memahami, hidup berdampingan, memihak dan arti-arti lain yang semakna. Klim sebuah pendek kata dari Iklim atau suatu kondisi lingkungan yang relatif menetap dan akan berubah dalam kurun waktu yang cukup lama.

Artinya kita sudah dijuluki sebuah kampung yang ramah, dapat hidup berdampingan dan bertahan dengan kondisi iklim, perubahan cuaca yang saat ini cenderung menjadi ekstrim dan relatif mengalami perubahan lebih cepat. Kecenderungan negatif yang timbul dari perubahan iklim ekstrim tersebut menimbulkan dampak bagi lingkungan yang akhirnya akan memberikan dampak bagi manusia.

Jikalau mendengar penjelasan dari KLH bahwa pemberian penghargaan tersebut bukan dilihat dari keberhasilan, akan tetapi usaha-usaha yang sudah dijalankan secara berkesinambungan, terencana dan tersistem. Dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen masyarakat adalah esensi dari penghargaan tersebut. Sehingga pemerintah memberikan apresiasi dan harapan besar akan menjadi prilaku contoh bagi wilayah lain.

Sebuah penghargaan bagi masyarakat terhadap prilaku positif bagi lingkungan. Mengembangkan budaya tinggi dalam mengelola kawasan secara mandiri. Mengendalikan kebiasaan yang kurang baik dalam memelihara kebersihan, pola hidup sehat dan mengurangi pencemaran serta dampaknya. Mampu mengembangkan budaya dalam arti luas adalah menumbuhkan kembali pola pikir untuk kembali ke alam, Sehingga bukan dalam arti sempit budaya yang berarti kesenian saja. Tetapi justru dengan kesenian tersebut kemudian akan tumbuh kesadaran dalam hal perubahan perilaku. Kembali kepada asal muasal yang alami, bersahaja, tidak mengesksploitasi dalam hidup glamor dan berlebihan. Menumbuhkembangkan budaya saling menolong, saling membantu jika ada yang kesulitan atau kekurangan. Memandirikan masyarakat dalam individual needed seperti ibadah, menuntut ilmu, bekerja, bermasyarakat sehingga tumbuh kesadaran inhern dari masing-masing orang. Orang cenderung mampu memotivasi diri sendiri dalam hal ibadah, belajar, bekerja dan bermasyarakat tidak perlu istilah jawanya "ngoyak-oyak" untuk melakukannya. Hal lain yang saat ini sudah mulai luntur adalah semangat kegotongroyongan. Bagaimana dengan kesenian tersebut muncul kembali budaya gotong royong, meninggalkan sifat ego dan individualis, paham kelompok, dan egosentris.

Menjadi garis besar yang harus diperhatikan adalah bahwa kita sudah dipandang sebagai daerah yang mampu mengendalikan segala dampak perubahan lingkungan. Juga dapat diartikan perubahan pola guna lahan yang merangsek menjadi wilayah perkotaan, sehingga lahan-lahan terbuka (kebun/"kebon" dan sawah) menjadi bangunan tempat tinggal maupun perkantoran dan tempat usaha. Dimana salah satu dampaknya adalah pencemaran lingkungan, kekurangan air bersih dan banjir. Akan sangat tragis ketika wilayah kita berlimpahan air tetapi sisi lain kekurangan sumber air bersih.

Karena kita sudah didaulat menjadi kampung yang mampu menanggulangi dampak perubahan lingkungan, maka mulailah sedari saat ini berpikir mandiri bagaimana kita dapat mengatasi masalah-masalah lingkungan yang dihadapi. Mulailah dengan mengidentifikasi permasalahan dan mencari solusi yang terbaik dengan mereferensi berbagai sumber.

Karena sebentar lagi kita akan menjadi sumber. Maka marilah kita mencari sumber terlebih dahulu, sehingga kita tidak akan kehabisan terhadap hal-hal yang diserap saudar-saudara kita dari lain tempat. Mengurangi kebiasaan mengeluh dan menyalahkan orang lain, yang justru menampakkan kekurangan. Berpikir kreatif sebagai slogan yang sudah dituliskan.

Selamat bekerja warga Gatak Tamantirto, pasti jalan kemudaan akan ditunjukkan oleh Allah SWT jika kita berusaha. Aamin.

Posting Komentar